Pendaki gunung, sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan dirimu pecinta alam
sementara maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu batu cadas merintih kesakitan
ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak
bahwa disana ada kibar bendera mu
Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan dirimu pecinta alam
sementara maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu batu cadas merintih kesakitan
ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak
bahwa disana ada kibar bendera mu
Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan
ketika aku mendaki ke gunung burni telong sakan nafas tersentak kaget,kepala ini seolah tunduk malu melihat pepohonan dihiasi dengan nama-nama manusia terlampau kretif tanpa memikirkan efeknya bebatuan dipahat,di cat persis seperti jaman manusia purba
Kurangnya kesadaran dan pembelajaran menjadikan aksi corat-coret di tempat umum, bah kan di atas puncak gunung seolah menjadi hal yang lumrah. Mungkin akan sangat mudah jika corat-coret itu di dinding, lalu dengan cat bisa di tutupi.
Bagaimana jika hal tersebut terjadi , di batuan gunung, dinding goa. Bukan perkara yang mudah untuk menghapus cat dan goresan, sehingga sangat disayangkan. Sifat alami, seni dan keindahan juga akan ikut tercoreng jika ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab ikut mengukirkan dirinya di media yang bukan semestinya.
Mari kita perangi sifat vandalisme
Teruslah berbuat sedik tapi bermakna
No comments:
Post a Comment